Modernisme dalam Gereja Katolik

Sebagian umat Katolik melihat Modernisme sebagai penurunan dari Kekristenan ke ateisme.

Modernisme di dalam Gereja Katolik adalah sebuah pandangan teologi yang biasanya meliputi sebuah pendekatan Rasionalisme terhadap Kitab Suci, sekularisme dan sistem-sistem filosofi modern. Hal ini dianggap sebagai suatu ajaran sesat oleh Gereja Katolik.

Modernisme meliputi kepercayaan bahwa Gereja dan dogma Katolik hanyalah institusi-institusi manusia dan oleh karenanya pada dasarnya semuanya itu akan secara radikal berubah dari masa ke masa.[1] Istilah ini digunakan oleh Paus Pius X, terutama dalam rujukannya kepada ajarab-ajaran Alfred Loisy dan George Tyrrell. "Kaum Modernis" umumnya tidak menggunakan sebutan ini dalam merujuk diri mereka sendiri, dan juga mereka tidak melihat diri mereka sebagai suatu kesatuan kelompok.

Dalam ensiklik-nya Pascendi Dominici gregis tahun 1907, Paus Pius X tidak saja menyatakan bahwa Modernisme adalah sesat, tetapi juga mengutuk aliran tersebut sebagai "perpaduan dari seluruh ajaran sesat",[2] karena aliran ini merusak dengan sangat mendasar doktrin Katolik yang telah terumuskan, menolak konsep tentang kebenaran yang tak berubah yang obyektif dan menolak ajaran pemimpin gereja. Dalam ketetapannya Lamentabili Sane, Paus Pius X menunjukkan 65 kesalahan Modernisme yang dikutuk dan dilarang tegas.


  1. ^ Ajaran kaum modernis mengenai evolusi dogma oleh karenanya jauh berbeda dan tidak boleh disamakan dengan ajaran Kardinal John Henry Newman mengenai perkembangan doktrin Gereja, yang ia paparkan dalam bentuk yang biasa diterima oleh semua pihak sebagai suatu hal yang terbuka tabirnya dari masa ke masa tentang apa yang telah diajarkan secara tersirat terlebih dahulu oleh Kristus.
  2. ^ Pascendi Dominici gregis, 39

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search